Part. 1 : Orang tua yang memiliki anak penghafal Qur’an maka akan diberi mahkota ...
Masya Alloh, alhamdulillah sejak hari Senin
kemarin hingga Kamis tanggal 8 sampai 11 Juni 2020 bisa mengikuti dauroh Qur’an
dan Parenting yang diadakan oleh TAUD Fathimatuzzahra yang berlokasi di Bantul,
Yogyakarta.Materi yang disampaikan begitu bermakna, bermanfaat insya Alloh.
Semoga menjadi amal jariyah bagi panitia dan pemateri yang ada di acara ini.
Menjadi penghafal
qur’an adalah impian saya. Bagi saya, apabila saya bisa sampai fase ini maka
ini adalah bagian dari kado terindah seorang anak kepada orang tuanya di akhirat
kelak, bentuk bakti kita kepada orang tua. Kita bisa memberikan surprise kepada orang tua kita dengan
memberikan mahkota dan jubah kepada orang tua kita.
Ketika
berkeluarga, saya juga ingiiin sekali mendapatkan kado indah dari anak saya di
akhirat kelak. Karenanya, cita-cita saya adalah saya memiliki anak-anak yang
menjadi penghafal qur’an.
Secara teori,
untuk bisa mencapai cita-cita tentu harus berikhtiar. Dan ikhtiar agar anak
menjadi penghafal qur’an adalah mendidiknya agar bisa mencintai Qur’an dan
membiasakan membaca dan menghafalkannya setiap hari. Memasukkan ke lembaga
pendidikan Qur’an juga tentu menjadi salah satu solusi.
Mungkin akan ada
godaan-godaan yang syetan bisikkan kepada kita selaku orang tua, “Kasihan, anak kecil kok disuruh ngafal
banyak-banyak. Biarlah dia bermain-main dulu.”
Tapi ternyata Ayah
dan Bunda, ada banyak keutamaan dari seorang anak balita yang menghafal Qur'an.
Begini keutamaannya, seperti yang dipaparkan oleh Ust Zaitun :
- Alloh akan mencampurkan Al Qur'an dalam darah dan daging si anak kecil (Masya Alloh, oleh karenanya kita perlu bercita-cita sebelum masa baligh anak-anak kita menjadi hafidz)
- Pahala kebaikan dari apa yang dilakukan oleh si anak akan tercatat pula menjadi kebaikan kepada kedua orang tua nya. Pun akan berpengaruh kepada kesholihahan anak setelah baligh.
- Menolak bala bagi keluarganya. Masya Allah,pernah ada cerita ketika Alloh akan menimpakan bala kepada sebuah keluarga. Tapi kemudian Alloh angkat bala tersebut, Alloh tangguhkan selama 40 tahun setelah mendengar anak balita di rumah tersebut membaca Qur'an.
- Menghafal Qur’an ketika balita bagai mengukir di atas batu. Ingatannya akan lekat lama, susah hilang. Berbeda dengan ketika menghafal di waktu dewasa, bagai mengukir di atas air. Datang ombak, air bergerak, maka hilanglah ukiran kita.
Masya Alloh, keempat poin di atas menjadi motivasi kita dalam bermimpi dan mewujudkan mimpi kita menjadikan anak kita penghafal Qur’an. Semoga Alloh senantiasa memberikan kekuatan bagi kita sebagai orang tua dalam berikhitar mendampingi anak kita menjadi hafidz. Aamiin..
Comments
Post a Comment