EPISODE KEHIDUPAN

Bahwa kehidupan itu ibarat roda yang terus
berputar
Pelan naik ke atas… trus naik, hingga puncak!
Pasca itu, pelan akan turun, terus turun,
hingga titik terbawah
Dan begitu seterusnya; akan kembali naik
perlahan… dan kemudian turun lagi ke titik terbawah
Kehidupan, terus berputar. Saat ini menikmati
gelapnya malam, esok akan menikmati fajar, kemudian pagi, selanjutnya siang,
senja, dan akan kembali kepada gelapnya malam…
Begitulah hakikat kehidupan, semua akan terus
berjalan, berputar…
Tapi pastinya satu saat putaran itu akan
terhenti;
Ya terhenti hanya karena ada satu kehendak,
dengan satu tanda tiupan
(20:03)
Ya, hanya dengan satu tiupan. Satu
tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil. Satu tiupan yang menandakan hari
“mengerikan” itu hadir. Dan inilah saat di mana masa dunia berhenti. Begitu
mengerikan gambaran yang Alloh berikan ketika kiamat itu tiba, hadir, dan
datang.
Dalam Q.S. Al-Qori’ah, Alloh swt telah
menuturkan bagaimana gambaran kengerian hari kiamat. Kata Alloh, hari kiamat
adalah hari di mana manusia seperti laron yang berterbangan, hari di mana
gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Sungguh, hari yang
menakutkan. Kalian bisa bayangkan… bagaimana laron-laron dan bulu-bulu itu
dihamburkan. Manusia dan gunung ibarat demikian; suatu yang begitu ringan bagi
Alloh untuk berbuat demikian. Tapi, bagi manusia… tidak demikian. Kita bisa
bayangkan bagaimana gambaran gunung. Gunung itu besar dan berat itu... Dan di
hari kiamat? Itu ibarat bulu? Masya Alloh, Allohuakbar…
Memang manusia itu makhluk kecil; tak
berkuasa apapun tanpa kekuatan dari Alloh swt. Sayangnya seringkali sifat
kesombongan, membanggakan diri kerap kali muncul. Dan inilah penyakit-penyakit
hati yang perlu diantisipasi karena bisa jadi penyakit ini bisa mematikan hati.
Karenanya, mari kita bersama-sama menghindari penyakit sombong dan membanggakan
diri. Kita perlu mengingat bahwa apa-apa yang ada di dalam diri kita hanyalah
amanah dari Alloh; titipan. Bukan milik kita. Karena itu, tak berhak kita
sombong dan satu-satunya Dzat yang berhak menyombongkan diri adalah Dia. Dan
pada akhirnya, kita pun sadar bahwa kesombongan kita tak akan ada artinya, toh,
pada akhirnya kita tak akan kekal. Kita akan menemui kematian. Dan sungguh,
kita tak berdaya dengan kesombongan kita ketika kita menemui hari kiamat.
Naudzubillah, semoga kelak ketika hari yang “mengerikan” itu datang, kita
sebagai hamba yang beriman sudah Alloh matikan, sehingga kita tak perlu
menyaksikan kengerian-kengerian itu.
Comments
Post a Comment