Ingin Bicara Tapi Takut Reaksi Pasangan

Dalam kehidupan keseharian, suami dan istri
harusnya nyaman bicara serta mengungkapkan keinginan hati dan perasaan tanpa
ada ketakutan dan sumbatan. Masing-masing menyampaikan kisah diri dan nasihat
kepada pasangannya.
Namun adakalanya muncul ketakutan atas reaksi yang
akan diterima dari pasangan.
Saat salah satu pihak dari suami atau istri ingin
berbicara menyampaikan sesuatu kepada pasangan, namun muncul kekhawatiran
“jangan-jangan ia bereaksi secara berlebihan”.
Timbul reaksi dari pasangan yang tidak seperti
harapan dirinya, ini yang menyebabkan enggan melakukan pembicaraan dengan
pasangan.
Seorang isteri takut menyampaikan yang sesungguhnya
tentang harapan atau masukan kepada suami lantaran takut respon suami akan
mengecewakannya. Jangan-jangan suami akan
menganggap remeh urusannya, jangan-jangan suami akan marah atau kekhawatiran
lain.
Demikian pula hal yang serupa dapat terjadi pada
seorang suami. Ketika ia berbicara menyampaikan sesuatu ia memiliki
kekhawatiran, jangan-jangan isterinya
akan menangis berlebihan untuk suatu hal yang tidak begitu penting, atau
jangan-jangan isteri akan mengomelinya.
Hal yang akan membuat suasana nyaman adalah apabila
reaksi pasangan sesuai dengan yang anda harapkan. Maka buatlah kesepakatan,
tentang reaksi yang anda harapkan dari pasangan, dan reaksi yang diharapkan
pasangan dari anda.
Misalnya, sejak awal pasangan mengungkapkan bahwa
ia ingin ketika curhat didengarkan dulu, bukannya langsung dikomentari. Bagaimanapun,
antara laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan cara berkomunikasi yang
berbeda.
Seorang perempuan seringkali merasa dengan
menceritakan masalahnya, adalah bagian dari penyelesaian masalah, karena telah terkurangi
beban psikologisnya. Pihak perempuan sering
kali lebih verbal. Ia menginginkan suami berespon sebagaimana ia merespon masalah.
Ia terutama hanya mengharap empati dari suami atas setiap masalah yang
dihadapinya. Rasa empati itu sudah menjadi dukungan tersendiri bagi istri.
Sementara laki-laki, tidak terlalu suka jika
menampakkan kegagalan dirinya. Ukuran berhasil atau gagal baginya adalah dari
kemampuan menyelesaikan urusannya secara mandiri. Padahal rata-rata sikap
perempuan suka memberikan pertolongan tanpa diminta.
Ketika seorang laki-laki mengungkapkan sesuatu,
perempuan akan membahasakan bahwa laki-laki tersebut membutuhkan banyak saran
dan bantuan untuk menyelesaikan masalah. Akibatnya ia akan memberikan
intervensi yang berlebihan. Dan ini kadang-kadang mengecewakan pasangannya.
Reaksi atau respon yang diharapkan dari pasangan
hendaknya disampaikan sejak di awal pembicaraan. Jangan bersikap pasif dan
membiarkan saja pasangan merespon dengan caranya sendiri, tanpa memperhatikan
keinginan anda.
Sebaliknya, anda juga tidak boleh bereaksi dengan
cara anda sendiri, tanpa memperhatikan keinginan pasangan. Keduanya bisa
menyampaikan harapan sejak di awal pembicaraan agar dimengerti oleh pasangan.
Komitmen yang dimaksud, misalnya dengan mengatakan:
“Aku ingin menyampaikan sesuatu, tetapi tolong
engkau jangan tersinggung…”
“Aku berharap, ini baru sekedar memberi tahu dulu,
aku belum membutuhkan bantuan kongkritmu…”
Atau ungkapan lain yang anda harapkan.
Ini akan sangat membantu sebagai referensi anda di
masa selanjutnya tentang karakter dan harapan pasangan anda.
Sumber : FB
Ustad Cahyadi Takariawan
Shared from
: grup WA tobeWOW (To.Be.Wonderful.Wife)
Comments
Post a Comment