Nikmat ketika membawamu...



Pagi itu, planingku adalah aku harus ke kampus untuk mengurus perizinan penelitian tesisku. Aku enggak mau menunda-nunda lagi. Pokoknya ndang diurus, ndang kelar. Dari dulu aku memang tipenya begitu. Gek ndang rampung.

Hari itu juga suami ada jadwal ngajar karena sekolah udah mulai masuk. Padahal selesai aku ngurus izin penelitian aku juga harus bergegas menuju sekolah untuk mengajar.

Pagi-pagi aku dan suami harus siapkan semua perlengkapan anak-anak untuk di bawa ke sekolah. Untuk si kecil, perasan ASI, sterilisasi dot, clodi, baju ganti, minyak kayu putih, tisu basah, dan sabun mandi. Untuk yang besar, siapkan sarapan pagi, baju ganti, dan yang satu ini –bujukan agara ia mau berangkat ke sekolah (Maklum, semenjak emaknya di rumah ngasuh baby, si kakak susah banget buat disuruh sekolah). Setelah menyiapkan semua perlengkapan, masing-masing dari kami memandikan mereka, makein baju, dandanin sampai rapi.

Hari kamis tepatnya, tanggal 03 Januari kemarin, disertai guyuran nikmat hujan dari Alloh, sungguh aku betul-betul merasakannya; merasakan perjuangan menjadi seorang emak yang nyambi menuntut ilmu, sambil kerja... Masya Alloh... luar biasa...Sebenarnya ini udah aku rasakan semenjak satu setengah tahun belakangan ini. Akan tetapi yang berbeda kali ini adalah, amanah yang kian bertambah dengan kehadiran si kecil.

Dengan mengendarai motor bersama suami, kakak duduk di depan, aku dan si kecil di belakang. Ditemani dengan mantel yang menutupi tubuh kami, bismillahittawakkaltu ‘alallohi laa haula wala quwwata illabillah... kami menembus guyuran hujan menuju ke sekolahan anak kami. Ini kali pertama kami menitipkan mereka bersama dengan usia si kecil yang masih menginjak 2 bulan. Jujur sebenarnya enggak tega sama si kecil, tapi mau bagaimana lagi. Keputusan ini harus kami ambil dengan kondisi kami berdua yang harus bekerja, dan aku juga masih berurusan dengan kuliah.

Sungguh begitu nikmatnya menjadi orang tua semasih muda, membawa amanah yang Alloh titipkan kepada kami; mendidik mereka untuk menjadi generasi cerdas dan tangguh, dibarengi dengan perjuangan mencari maisyah...

Kata banyak orang, “Mending repot sekalian Mbak. Mumpung masih muda!”
“Kuncinya pokoknya lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini mbak dengan seabrek amanah yang melekat padamu.”

Tak mudah memang, menjadi seorang bunda nyambi kuliah dan kerja. Butuh manajemen yang baik agar semua peran dapat dilakoni. Tapi diriku masih jauh dari kata perfect. Masih butuh banyak belajar dan berproses agar semua dapat berjalan mulus. Seringnya, masih keteteran di sana sini. Dan ketika terasa lelah menjalani semuanya, kudu kembali kepada Alloh, Dzat yang menguatkan dan mengatur semua urusan...

Ya Rabb, episode ini tentu akan menjadi kenangan dan menjadi cerita bagi anak-anak kami ketika sudah besar. Semoga apa yang telah kami perjuangkan memiliki buah yang indah kelak.

“Jika seorang muslim menafkahi keluarganya dan mengharap pahala dari Alloh, ia akan mendapat pahala sedekah” (HR. Bukhari dan Muslim)

--Ditulis 07 Januari 2019- semoga ada yang bisa diambil menjadi hikmah J


Comments

Popular posts from this blog

SUASANA ROMANTIS DALAM KELUARGA RASULULLAH SAW (bag-1)

Seberapa Lama Daya Tahan ASI Perah (ASIP) ?