Tafsir Al-Mulk : 1-5


(Disarikan dari Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir karya Muhammad NAsib ar-Rifa'i)

Termasuk Surah Makkiyah, diturunkan setelah QS.Ath-Thuur

Keutamaan surah Al-Mulk
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Dalam Al-Quran itu ada sebuah surah yang terdiri atas tiga puluh bayat, yang akan memberikan syafaat kepada pembacanya sehingga dia akan diampuni. Itulah tabarakalladzi biyadihil-mulk.”

Ath-thabrani dan al-hafidz adh-Dhiya al-Maqdisi meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah saw bersabda : “Ada satu surah dalam Al-Qur’an yang akan membela pembacanya sehingga memasukkannya ke surga, yaitu tabarakalladzi biyadihil mulk.”

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Jabir, “Rasulullah saw. tidak tidur sebelum beliau membaca Alif Lam Mim Tanzil dan tabarakalladzi biyadihil mulk.”

Ayat 1   : “Mahasuci Alloh Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”

Tangan yang tidak serupa dengan semua ciptaan-Nya, yang mengelola kerajaan-Nya sesuai dengan yang Dia kehendaki. Dialah Yang Mengatur semua makhluk-Nya, sesuai dengan yang Dia kehendaki. Tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya. Dia tidak akan ditanya tentang perbuatan-Nya, karena Dia adalah Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Adil.

Ayat 2 : “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Yang menjadikan mati dan hidup. Sesungguhnya Dialah yang telah mewujudkan semua makhluk dari yang asalnya tidak ada, dengan tujuan untuk menguji mereka siapa yang lebih bagus amalnya. Alloh berfirman, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”, bukan yang banyak amalnya.

Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Artinya Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Agung, dan Zat Yang Maha Gagah. Walaupun demikian, Dia adalah Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertobat kepada-Nya dan kembali setelah sebelumnya mendurhakai dan menentang perintahNya.

Ayat 3 : “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Maknanya, satu tingkat demi satu tingkat. Pendapat yang kuat mengatakan bahwa antar lapisan terpisah oleh suatu ruang yang hampa.

Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Yaitu, padanya tidak ikhtilaf, kesimpangsiuran, pertentangan, kekurangan, aib, dan cacat. Itulah sebabnya selanjutnya, Alloh Ta’ala berfirman, Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” Yaitu, lihatlah ke langit, kemudian renungkanlah apakah kamu melihat ada aib, kekurangan, cacat, atau keretakan ada di sana?

Ayat 4 : “Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu yang cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”

Yaitu, apabila kamu memandang berulangt-ulang sesuai dengan kehendakmu, maka pastilah pandanganmu itu akan kembali dengan tidak menemukan suatu cacat atau aib pun. “Dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah”, sebab terlalu sering mengulang-ulang pandangan dan tidak juga mendapat kekurangan di sana.

Ayat 5 : “Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala”

Alloh menjelaskan kesempurnaan dan keindahannya dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang dekat dengan bintang-bintang”, yaitu bintang gemintang yang ditempatkan di sana, baik yang beredar maupun tetap.

Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan. Maksudnya, dilempari dengan sejenis bintang, yaitu bola-bola api yang ada di bawah bintang. Dan kadang-kadang pelempar itu merupakan pecahan dari bintang itu sendiri. Qatadah mengatakan, “Bintang itu diciptakan untuk tiga fungsi : untuk menghiasi langit, melempari setan, dan tanda-tanda yang dipakai untuk petunjuk.”


Dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Yaitu, Kami jadikan kehinaan di dunia ini untuk setan-setan dan di akhirat nanti siksa yang menyala-nyala.

Comments

Popular posts from this blog

Seberapa Lama Daya Tahan ASI Perah (ASIP) ?

Nikmat ketika membawamu...

SUASANA ROMANTIS DALAM KELUARGA RASULULLAH SAW (bag-1)