Episode #8 : Silaturahim ke Mr Teto; Cerita Awal Beliau Membangun Bisnis; Khusnudzan ke Alloh aja...
Upz... aku mau nglanjutin cerita kemaren.. Yang aku dapetin dari Pak
Junaedi. Tulisan kemaren itu baru prolog doang. Nah, sekarang yang pengen aku
tulis ini adalah inti ceritanya. Insya Alloh akan banyak ilmu yang bisa kita
dapatkan. Selamat menyimak...
Jadi, ceritanya begini. Pak Jun
(aku panggil begitu), adalah seorang pebisnis yang memang memiliki impian sejak
lama untuk membangun usaha dengan brand “Mr.Teto”. Bahkan sampai-sampai di
setiap even yang beliau ikuti, beliau selalu memperkenalkan diri dengan brand
bisnis itu. Beliau ingin membangun bisnis itu karena beliau merasa tertantang
dengan kondisi pasaran saat ini; di mana masakan jawa timur dan madura sampai
saat ini belum benar-benar ada yang menjadi besar selevel masakan padang.
Karena itu, beliau pengen banget bisa menasionalkan masakan khas jatim+madura
itu. Memang, masakan madura, “sate”, sudah ada di mana-mana. Bahkan membumi di
setiap daerah dengan istilah sate madura. Tapi, warung makan besar yang kemudian
memang spesifik menjual itu; yang sekelas dengan rumah makan padang, menurut
beliau belum ada. Sehingga beliau menginginkan itu.
Nah, jadilah impian beliau saat
ini bisa terjawab. Ya, meskipun dalam waktu satu tahun ini sebenernya beliau
sedang merintis. Merintis dengan ukuran warung yang sederhana. Tapi,
subhanalloh, begitu luar biasa perjuangan beliau untuk berbisnis hingga berada
pada titik sekarang ini. Ya, titik sekarang ini di mana ketika bisnis itu
dinilai secara materi, maka omset perharinya bisa mencapai 8 juta. Dan beliau
sudah mampu membiayai 15 karyawan; membiayai keluarga, menyekolahkan
anak-anaknya; memasukkan anak “asuh” (kurang lebihnya begitu) ke pondok dan
membiayai mereka kuliah. Masya Alloh,, itu adalah pencapaian yang luar biasa.
Tapi tentunya di balik semua yang beliau capai ini, ada sebuah perjuangan “manis”
yang beliau alami selama kurang lebih 6 tahun, atau bahkan lebih dari itu.
Aku mulai dari kisah awalnya. Jadi
sebenernya, impian sebagai seorang pengusaha sudah Pak Jun miliki sejak SMP. Bayangkan, SMP, kawan? Masya Alloh, keren
banget kan? Tapi, sebenernya beliau sudah memulai jualan itu sedari kelas 3
SD. Emm, tentang mimpi beliau untuk menjadi pengusaha, Itu bermula dari
kepekaan beliau untuk bisa membantu temen-temen yang kesusahan. Sehingga waktu
SMP, karena beliau hobi foto-foto, maka beliau berbisnis menjadi seorang
fotografer. Bisnis beliau ini, diteruskan sampai beliau masuk SMA. Dan dari
jerih payahnya, bahkan beliau bisa membiayai sekolahnya waktu SMA. Di samping
menjadi seorang fotografer, beliau juga menjadi pelatih bela diri; jaga wartel,
pun bahkan menjadi cleaning servis di sekolah. Ck, ck, ck. Masya Alloh. Luar biasa. Bagi beliau, waktu dalam hidup
tak boleh disia-siakan, harus terisi dengan hal-hal positif. Inilah yang
kemudian menjadi modal beliau sehingga sampai detik ini, beliau bisa menjadi
seperti ini.
Beliau termasuk orang yang nekat.
Kenapa saya bilang begitu? Karena, di usia yang begitu muda, di saat kelas 3
SMA, beliau sudah memberanikan diri untuk mengambil seseorang menjadi
pendamping hidupnya (nikah, maksudnya). Wow,
gak nyangka. Dan bahkan beliau menikah tanpa memberitahukan keluarga dan
bermodal mahar 5.000 saja (itu sesuai dengan keinginan calon istrinya,
tentunya). Masya Alloh,, (Ketika ngedengerin
cerita ini, aku cuma bisa melongo. Hehe. Pak Jun, tu nekat banget.) Ya
meskipun, pada akhirnya berita beliau mengambil anak orang akhirnya terdengar
sampai ke keluarganya. Dan mau gak mau akhirnya pun keluarga menyetujuinya. Ya, daripada bapak melihat anaknya melakukan
perbuatan yang dilanggar syariat. Ya, gak ? Begitu tutur beliau ke ayahnya (Maksudnya perbuatan yang melanggar syariat
itu,, “tau kan?” Pacaran! Hehehe)
Next, setelah beliau nikah,
akhirnya beliau mengajak istrinya ke solo, untuk berbisnis ternak ayam, dengan
modal awal 19 juta. Dan hingga akhirnya dari ternak beliau bisa dihasilkan ayam
hingga 15.000 ekor. Hingga pada akhirnya karena ada sesuatu hal, beliau rugi
200 juta. Dan ini tentu menjadi pukulan berat bagi beliau. Belum lagi, bukan
hanya karena rugi 20 juta saja; bahkan ini pun berdampak hilangnya kepercayaan
keluarganya pada dirinya. Sampai-sampai
semua keluarga sudah merasa gak percaya dengan Pak Jun lagi. Tinggal ibu dan
istrinya saja yang masih menaruh kepercayaan pada beliau. Hingga, setelah itu,
beliau pun akhirnya menekuni bisnis yang lain. Menjadi cleaning servis, sales
regulator, trus diajak kerja sama buat buka warung ayam bakar wong jowo (yang akhirnya bisnisnya beliau pasrahkan
kepada partnernya karena sesuatu hal), berbisnis catering (yang akhirnya beliau ditipu). Beliau
lakukan semua itu; beliau jalani semua itu dengan ikhlas, sabar, dan tetap
berhusnudzan pada Alloh. Kata beliau, Alloh tak akan membiarkan hambaNya
kelparan. Alloh gak akan mendzalimi hambaNya. Alloh Maha Baik. Alloh sedang
membelajarkan saya untuk menjadi orang besar. Begitu kurang lebihnya apa yang
menjadikan beliau kuat hinga saat ini. Dan waktu itu, beliau akhirnya hanya memiliki
uang 30.000 saja. Bayangkan teman, uang 30.000 untuk membiayai makan anak
istri; apakah cukup? Begitulah. Tapi kemudian dengan uang 30.000 itu, akhirnya
beliau berikhtiar untuk membuat sate 30 bungkus yang dijual per bungkusnya
1.500. Beliau berjualan keliling. Dan beliau hilangkan perasaan malunya yang
sungguh luar biasa. Beliau teringat dengan kondisi keluarganya yang kekurangan.
Dan coba bayangkan dari hasil beliau berjualan keliling selama 1,5 jam, baru
terjual 5 bungkus. Hingga akhirnya, beliau kemudian menyerah untuk menjual
satenya per bungkusnya 1.000 rupiah saja. Dan dari penjualan beliau dengan
harga 1000, sate beliau laku keras. Dan keesokan harinya, beliau pun masih
melakukan hal yang sama; berjualan sate keliling dengan harga per bungkus 1000
rupiah.
(@Medianet. 24.12.13; 11:56)
Cerita part #1.. Insya Alloh
masih berlanjut...
Comments
Post a Comment