5 Cara Mendidik Anak Agar Berakhlak Mulia
Sahabat 2BWOW, alangkah senangnya jika
menyaksikan putra-putri kita tumbuh dengan akhlak manis ya. Biasanya
tabiat keren yang umum diharapkan kita dan menjadi generasi unggul adalah
jujur, disiplin, suka menolong, peduli dan empati, serta bersikap hormat kepada
yang lebih tua, menyayangi saudara dan sesama.
Ada yang menyebut matinul khuluq atau akhlak yang
kokoh. Intinya kita berharap anak-anak kita adalah generasi pengganti
yang lebih baik dengan kredibilitas baik pula.
Ini bukan perkara mudah seperti halnya
membalik telapak tangan. Ini persoalan kesabaran dalam berproses.
Akhlak anak adalah gabungan antara peran orang tua dan lingkungan. Dr.
Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam menyatakan
bahwa pendidikan akhlak berkaitan dengan pendidikan moral yakni pendidikan
mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai. Tabiat ini harus
dijadikan kebiasaan anak sejak masa analisa hingga ia menjadi
seorang mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan kehidupan.
Menurut beliau para orang tua sebagai
pendidik harus menghindarkan anak-anak dari 4 gejala perbuatan buruk yakni:
Gejala
suka berbohong
Kebohongan dapat dikatakan sebagai
perbuatan yang buruk karena Nabi SAW memandangnya sebagai pengkhianatan yang
besar. Untuk itu Rasulullah memperingatkan para orang tua tidak berdusta
di hadapan anak-anak meski hanya sebagai bujukan atau permainan.
Gejala
suka mencuri
Untuk hal mencuri, para orang tua juga
perlu memperhatikan secara teliti barang-barang atau uang yang dibawa oleh
anak-anak mereka. Anak-anak di era digital sekarang ini mungkin saja mudah
tergiur dengan barang-barang canggih seperti handpone
dan gadget lainnya. Jangan sampai ketidakmampuan orang tua untuk
membelikannya membuat mereka terpikir untuk menghalalkan segala cara
lewat mencuri.
Gejala
suka mencela dan mencemooh
Adapun gejala mencela atau mencemooh
merupakan gejala buruk di tengah masyarakat yang jauh dari Al Quran dan
pendidikan Islam. Era sosial media di satu sisi bisa mencetuskan seorang anak
atau remaja dengan mudah membully rekannya dengan maksud
mempermalukannya. Menurut Ulwan, ada 2 faktor yang menimbulkan gejala buruk ini
yakni teladan buruk dan pergaulan yang rusak.
"
Orang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, bukan orang yang suka
melaknat, bukan orang yang suka berkata keji dan bukan orang yang suka berkata
kotor” (HR. At Tirmidzi)
Gejala
kenakalan dan penyimpangan
Nah kalau gejala penyimpangan atau
kenakalan biasanya diawali karena adanya taklid buta. Mereka telah kalah dalam
mempertahankan diri, kepribadian dan kehendak. Karena ingin dipandang kemajuan
mereka lebih mengekor gaya, penampilan maupun pergaulan yang bertentangan
dengan Islam.
Untuk itu Dr. Abdullah Nashih Ulwan
memberikan tips tentang metode yang benar dalam pendidikan akhlak yang lurus
dan kepribadian islami kepada anak-anak:
- Menjauhkan
diri dari peniruan atau taklid buta
Hendaklah
para orang tua ikut memperhatikan gaya hidup anak dan kalau bisa ikut melakukan
seleksi terhadap apa yang patut diambil dari orang-orang asing dan apa pula
yang harus ditinggalkan. Dalam ini pendidik harus tegas namun tetap
bertanggung jawab.
- Larangan
tenggelam dalam kesenangan.
Maksud
bersenang-senang adalah berlebihan dalam kesenangan (foya-foya), kelezatan dan
selalu berada dalam kemewahan. Memang kesenangan merupakan “ujian enak”
bagi seseorang namun tanpa disadari meninggalkan gejala malas,
cengeng , tidak berpendirian dan melahirkan berbagai penyakit.
- Meski kaya,
berilah anak uang saku sesuai usia dan kebutuhannya. Tidak memanjakan
dengan fasilitas berlebihan yang justru berpotensi menjerumuskannya.
- Larangan
Mendengarkan musik/lagu erotis maupun tontonan berbau porno
Lagu
erotis kerap membuat anak-anak membayangkan atau menvisualisasikan dan hal ini
mempunyai pengaruh terhadap akhlak.
- Larangan
anak laki-laki menyerupai wanita dan sebaliknya.
- Larangan
bersolek dan bercampur baur serta memandang hal-hal yang diharamkan
Itulah
dasar-dasar paedagogis yang telah diletakkan oleh Islam untuk menjaga
keselamatan akhlak anak. Para orang tua selaku pendidik perlu kiranya
memperhatikannya agar anak-anak bisa tumbuh pada keutamaan-keutamaan moral,
kepribadian mulia, adab social dan menjadi impian masyarakat.
Di
dalam buku yang berjudul Ledakan Seksual, George Balusyi mengatakan, “Pada tahun 1962, Kennedy menyatakan bahwa
masa depan Amerika berada dalam bahaya. Sebab para pemudanya telah luntur dan
tenggelam dalam hawa nafsu, sehingga mereka tidak mampu memikul tanggung jawab
yang dipikulkan di atas pundaknya. Sebab lain karena di antara 7 pemuda
yang tampil untuk menjadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak
diterima. Penyebabnya karena hawa nafsu yang mereka turuti telah merusak
keseimbangan jasmani dan ruhani mereka”.
Hendaklah
kita para orang tua selalu mengingat Allah di dalam mendidik anak-anak.
Kerjakanlah kewajiban kita, kerahkanlah seluruh kemampuan dan pikullah tanggung
jawab yang dibebankan pada kita.
Sumber
: www.ummi-online.com
Shared
from : grup WA tobeWOW
(To.Be.Wonderful.Wife)
Comments
Post a Comment