NIAT


Menjaga niat dan keihklasan; karena keridhoan Alloh. Itu yang terpenting. Bukan karena keridhoan manusia.
(11 : 15)

Seringkali seiring berjalannya waktu, niat dan keihlasan itu menjadi tersamar oleh noda-noda kecil. Maka kemudian, reorientasi niat inilah yang perlu. Aku jadi ingat kisah perang Uhud yang disampaikan oleh ustadz dari kajian yang aku ikuti…

Bahwasanya kala itu; saat perang Uhud… semua sahabat begitu bersemangat untuk mengikuti perang dengan niat ikhlas karena Alloh. Tapi kemudian di tengah peperangan? Ada sahabat yang tergoda dengan dunia… Dan ternyata efek dari perubahan niat dan keihkhlasan ini adalah kemudian Alloh membuat orang-orang mukmin kalah dalam peperangan. Bahkan Rasulullah menjadi begitu terancam keberadaannya.

Hmm, beginilah,, urgensi dari niat… Karenanya dalam setiap kitab, pembahasan yang paling awal adalah mengenai bab niat. Pun demikian juga yang ada di kumpulan hadits arbain an nawawi. Hadits no. 1 adalah perkara niat.  Niat menjadi hal yang fundamental dalam setiap
aktivitas kita…

Satu obrolan santai dengan dosen sewaktu aku sedang berkonsultasi mengenai masalah skripsiku. Ya, tentang sebuah niat. Niat untuk melakukan apapun. Bahwasanya, perlu adanya reorientasi niat ketika kita melakukan sesuatu. Karena tak dapat dipungkiri bahwa hati manusia tak secara sdar terpengaruh. Sehingga masalah niat pun menjadi ikut terpengaruh. Semula memang sudah meniatkan kebaikan untuk satu hal yang akan dilakukan. Tapi toh di tengah-tengah, tak dapat dijamin bahwa niat itu akan tetap sama. Seringkali terkotori oleh debu-debu kecil yang tak kita sadari. Niat hakiki adalah niat karena untuk mengharap keridhoan-Nya.

Comments

Popular posts from this blog

Seberapa Lama Daya Tahan ASI Perah (ASIP) ?

Nikmat ketika membawamu...

SUASANA ROMANTIS DALAM KELUARGA RASULULLAH SAW (bag-1)