IKHLAS
Aku mendapatkan kuncinya. Ya, kunci itu adalah
al-ikhlas. Ikhlas itu ketika orientasi perkataan, perbuatan, dan apa-apa yang
dilakukan adalah hanya karena Alloh. Ya apa-apa yang kita lakukan hanya karena
Alloh. Tak ada niat lain. Kecuali hanya karena ingin menatap wajah-Nya setiap
pagi dan sore kelak di tempat terbaik (surga). Melakukan apa-apa bukan karena
tergoda keuntungan materi, ‘prestise’, pangkat, gelar. Ya, semua adalah niat
karena ingin menjadi manusia yang ‘khoirunnas anfa uhum linnas’.
(06:46)
Ketika seseorang sudah menemukan kunci
keikhlasan dalam dirinya, maka ketika ia melakukan apapun, diminta melakukan
sesuatu, maka ia tak akan mempedulikan ia berada pada posisi mana dalam
pekerjaan itu, yang ia tahu adalah ia melakukan itu karena ia ingin
berkontribusi. Ia melakukan itu karena ia ingin beramal. Ia melakukan itu
karena ia ingin bermanfaat bagi orang lain. Lillah, karena Alloh. Ia akan
merasakan ‘ringan’ ketika melakukan apapun.
Karenanya, ketika dalam diri masih
terasa berat untuk melangkah, berat untuk melakukan, masih mempedulikan posisi
diri dalam sebuah amal-sebuah pekerjaan-, jangan-jangan itu tanda bahwa
keikhlasan belum tertanam. Seringkali masih merasa iri ketika orang lain berada
pada posisi lebih tinggi dari kita dalam sebuah ‘job’ yang sama. Masih belum
terima, kenapa aku hanya dijadikan ini, sedangkan dia? Masih memposisikan orang
lain dalam aktivitas-aktivitas kita. Ya, kupikir ini adalah sebuah tanda bahwa
belum ada keihlasan di sana. Ataupun kalau ada maka sense ‘ikhlas’ itu masih
sedikit tumbuh dalam diri.
Padahal keikhlasan itu adalah buah
dari kesempurnaan tauhid. Ketika belum ada ikhlas di sana, maka bagaimana kabar
ketauhidan kita? Jangan-jangan memang ada ilah lain selain Alloh di sana?
Astaghfirullohal’adzim… Jangan-jangan ada tandingan Alloh yang sudah kita
hadirkan? Dan masya Alloh, itu berarti sudah muncul riya’-riya’ dalam diri
kita? Padahal itu semua hanya duniawi,,, Dan kehidupan dunia itu hanya
sementara. Kenapa seringkali kita terlalu terlena dengan itu semua?
Betapa banyak kerja-kerja besar
menjadi kecil nilainya di mata Alloh. Dan betapa banyak pula kerja-kerja kecil
tapi besar nilainya di mata Alloh. Dan ini semua adalah karena faktor
‘keikhlasan’. Keikhlasan memang menentukan nilai. Bukan semata nilai ‘semu’,
tapi nilai ‘abadi’; nilai di mata Alloh.
Pada akhirnya memang perlu sebuah
re-orientasi dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Perlu menengok kembali
niat kita melakukan kerja-kerja ini itu, apakah hanya karena kepentingan
duniawi-pangkat, gelar, jabatan, keuntungan materi- ataukah memang karena untuk
beroleh ridho-Nya? Adalah keridhoan Alloh-lah yang justru menjadi gerbang
pembuka kunci-kunci urusan dunia.
Comments
Post a Comment